Senin, 07 Maret 2011

Protect Mode

Protect Mode


Selain menggunakan sistem proteksi pasif, saat ini pabrikan pesawat televisi sebagian besar telah menambahkan sistem proteksi aktif pada produk-produk nya. Pada sistem proteksi pasif, komponennya hanya berupa fuse (sekering) yang akan terbakar (putus) jika sistem mengalami arus berlebihan, dan atau dioda zener yang akan hubung pendek (short / konsleting / korsleting) jika sistem mengalami tegangan berlebihah. Sedangkan pada sistem proteksi aktif maka sistem akan menuju ke PROTECT MODE yang ditandai dengan pesawat dalam kondisi standby dan dibarengi dengan lampu indikator yang berkedip dengan irama tertentu (pada beberapa merek) jika sistem mendeteksi kondisi-kondisi yang tidak normal.

Penerapan sistem proteksi aktif ini dimaksudkan antara lain untuk melindungi pesawat dari kerusakan yang lebih serius, melindungi kerusakan pada tabung CRT, mencegah timbulnya sinar-x, dan mencegah kemungkinan terbakarnya komponen hingga menimbulkan asap yang dapat memicu aktifnya alarm / penyiram api di tempat-tempat yang menerapkan sistem pencegah kebakaran dengan menggunakan detektor asap (smoke detector).

Titik-titik proteksi

Banyak nya titik proteksi pada setiap merek pesawat televisi berbeda-beda, tetapi dari sekian banyak merek pesawat televisi yang ada dipasaran, SHARP memiliki rekor terbanyak dalam hal jumlah titik yang di proteksi, sehingga tidak heran jika banyak sekali dijumpai teknisi yang mengeluh saat memperbaiki pesawat televisi merek sharp, dan tidak sedikit pula yang kemudian menggantinya dengan mesin (chasis) baru karena merasa kesulitan dalam memperbaikinya padahal terkadang hanya disebabkan oleh sistem proteksinya saja yang tidak normal.

Titik-titik proteksi yang umum diterapkan pada pesawat televisi antara lain : proteksi sinar-x, proteksi tegangan 5 volt, 8 volt, 16 / 26 volt (Sound amp supply ), 24 / 45 volt (vertical supply), 33 volt (BT tuner), dan 180 volt (RGB Amplifier), proteksi arus B+, proteksi defleksi vertical (vertical guard / CRT protector / neck protektor), proteksi ABL (automatic brightness limiter), proteksi suhu berlebihan (over thermal protector) dan proteksi white balance.

Dari sekian banyak titik-titik proteksi tersebut dapat dikelompokkan menjadi 5 sistem proteksi, yaitu :

1. Sistem Proteksi Tidak Adanya Tegangan (No Voltage Protection / NVP )

Sistem proteksi ini digunakan untuk memproteksi dari tidak adanya tegangan pada titik yang di proteksi, kenapa tidak adanya tegangan harus di proteksi ?, karena tidak adanya tegangan pada sebuah titik bisa jadi disebabkan adanya hubungan pendek / konsleting pada titik tersebut sehingga mencegah power supply yang men-supply daya pada titik tersebut terjadi beban yang berlebihan yang dapat mengakibatkan power supply rusak bahkan lebih serius dapat menyebabkan terbakarnya komponen akibat adanya konsleting.

Sistem proteksi ini juga digunakan untuk melindungi kerusakan tabung CRT yang disebabkan rusaknya sistem defleksi vertical, dimana jika sistem defleksi vertical bermasalah akan menyebabkan sebuah garis horiontal yang sangat terang pada layar CRT yang jika dibiarkan dalam waktu lama akan menyebabkan lapisan fosfor pada tabung CRT terbakar, oleh sebab itulah sistem proteksi yang dipasang pada defleksi vertical ini kadang juga disebut dengan CRT protector atau neck protector.

Cara bekerjanya sistem proteksi ini adalah sebagai berikut, perhatikan skema rangkaian, saat kondisi normal maka besar tegangan pada pin protec adalah kurang lebih sebesar tegangan Vcc karena adanya R Pull Up, tetapi pada saat kondisi tidak normal dimana tegangan pada titik yang diproteksi lebih rendah dari tegangan pada pin protec, maka tegangan akan mengalir melalui dioda proteksi dan menyebabkan tegangan pada pin protec turun sebesar tegangan pada titik yang diproteksi, jika titik yang diproteksi sebesar nol volt, maka tegangan pada pin protec pun turun menjadi nol volt, pada kondisi ini maka sistem proteksi menjadi aktif karena pin protec pada IC Micom / Jugle yang menerapkan sistem aktif saat kondisi rendah (active low), perhatikan adanya resistor pull up yang dipasang pada pin protec yang menunjukkan pin tersebut aktif saat kondisi rendah (active low).

Namun jika pada titik yang diproteksi terdapat tegangan yang lebih tinggi dari tegangan pada pin protec, maka tegangan tersebut tidak akan mengalir melalui dioda proteksi, kecuali dioda proteksi mengalami kebocoran, sehingga jika sistem proteksi aktif padahal titik yang diproteksi dalam kondisi normal, patut dicurigai dioda proteksi nya yang mengalami kerusakan, atau resistor pull up yang kemungkinan terbuka (resistansinya naik / molor).

Sistem proteksi ini biasanya diterapkan untuk proteksi tegangan 5 volt, 8 volt, 16 / 26 volt (Sound amp), 24 / 45 volt (vertical supply), 33 volt (BT tuner), 180 volt (RGB Amplifier) dan Vertical Output (melalui penyearah terlebih dahulu).

2. Sistem Proteksi Tegangan Lebih (Over Voltage Protection / OVP )

Sistem proteksi ini digunakan untuk memproteksi dari lonjakan tegangan pada titik yang diproteksi sehingga mencegah komponen pada titik yang diproteksi terbakar akibat tegangan yang berlebihan, sistem proteksi ini biasanya juga diterapkan untuk mencegah tabung CRT mengeluarkan sinar-x atau terputusnya kumparan heater karena tegangan heater yang berlebihan.

Sistem proteksi ini akan bekerja jika tegangan pada titik yang di proteksi lebih tinggi dari tegangan kerja dioda proteksi (dioda zener), dimana saat tegangan pada titik yang diproteksi lebih tinggi dari tegangan kerja dioda proteksi, maka tegangan akan mengalir melalui dioda proteksi dan menyebabkan tegangan pada pin protec naik sebesar tegangan pada titik yang diproteksi dikurangi tegangan kerja dioda zener, pada kondisi ini maka sistem proteksi menjadi aktif karena sifat pin protec yang akan aktif jika terdapat tegangan positif pada masukannya, perhatikan adanya resistor pull down pada pin protec yang menunjukkan pin tersebut aktif saat kondisi tinggi (active high).

Namun jika pada titik yang diproteksi terdapat tegangan yang lebih rendah dari tegangan kerja dioda proteksi, maka tegangan tersebut tidak akan mengalir melalui dioda proteksi, kecuali dioda proteksi mengalami kebocoran, sehingga jika sistem proteksi aktif padahal titik yang diproteksi dalam kondisi normal, patut dicurigai dioda proteksi nya yang mengalami kerusakan, atau resistor pull down yang kemungkinan terbuka (resistansinya naik / molor).

Rangkaian diatas digunakan jika pin protec pada IC Micom / Jungle menerapkan sistem aktif saat kondisi tinggi (active high), tetapi jika pin protec pada IC Micom / Jungle menerapkan sistem aktif pada kondisi rendah (active low), maka ditambahkan transistor sebagai pembalik, skematiknya seperti berikut.

Over Voltage ProtectionCara kerjanya adalah apabila tegangan pada titik yang di proteksi lebih tinggi dari tegangan kerja dioda zener D2, maka tegangan akan mengalir melalui D2 menuju basis transistor dan menyebabkan transistor aktif (on), saat transistor aktif berarti kaki collector dan emitor pada transistor tersebut terjadi hubung singkat, sehingga ini sama saja dengan menghubungkan kaki katoda D1 ke ground, karena D1 di pasang secara terbalik, maka tegangan akan mengalir melalui D1 dan menyebabkan tegangan pada pin protec pun menjadi nol volt, pada kondisi ini maka sistem proteksi menjadi aktif.

Namun jika pada titik yang diprotek terdapat tegangan yang lebih rendah dari tegangan kerja dioda zener D2, maka tegangan tersebut tidak akan mengalir melalui dioda zener D2, sehingga transistor dalam kondisi tidak aktif (off), kecuali dioda zener D2 mengalami kebocoran sehingga tegangan berapapun akan tetap mengalir ke basis transistor sehingga memicu transistor menjadi aktif (on), atau jika transistor mengalami kebocoran sehingga kaki collector dan emitor selalu hubung singkat meskipun pada basis transistor tidak terdapat tegangan sama sekali, sehingga jika ternyata pada titik yang diproteksi terdapat tegangan normal tetapi sistem proteksi dalam kondisi aktif, patut di curigai D1 dan atau D2 mengalami kebocoran, TR mengalami kebocoran atau short, atau resistor pull up yang kemungkinan terbuka (resistansinya naik / molor).

Sistem proteksi ini biasanya diterapkan untuk proteksi tegangan heater (melalui penyearah dan rangkaian pembagi tegangan / voltage divider terlebih dahulu), tegangan supply 8 volt dan ABL.

3. Sistem Proteksi Arus Lebih (Over Current Protection / OCP )

Sistem proteksi ini digunakan untuk memproteksi power supply terbebani arus yang berlebihan yang dapat mengakibatkan power supply rusak, sistem proteksi ini biasanya diterapkan pada supply tegangan tinggi (B+), atau pada supply tegangan vertical driver.

Secara sederhana cara kerja sistem proteksi ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Saat beban abnormal maka akan menyebabkan arus pada R1 (IR) meningkat katakanlah menjadi 2 ampere dari arus normalnya sebesar 1 ampere, jika R1 sebesar 0.47 Ohm, maka tegangan pada R1 (Vr) dapat dihitung sebesar :

Vr = IR x R1

Vr = 2 x 0.47 = 0.94 volt

Beda potensial sebesar 0.94 volt pada R1 yang berarti juga beda potensial antara basis - emitor (Vbe) TR1 akan menyebabkan TR1 menjadi aktif (on) karena tegangan sebesar 0.94 volt telah melebihi tegangan aktif transistor PNP yang hanya sebesar 0.6 volt. Karena TR1 dalam kondisi aktif, maka terjadi hubung singkat antara kaki emitor dan collector nya, sehingga pada kaki collector TR1 timbul tegangan mendekati tegangan emitor nya, karena tegangan ini diumpankan ke basis TR2 melalui R2 sehingga menyebabkan TR2 pun aktif (on), saat TR2 aktif berarti kaki collector dan emitor pada TR2 pun terjadi hubung singkat, dan ini sama saja dengan menghubungkan kaki katoda D ke ground, karena dioda di pasang secara terbalik, maka tegangan akan mengalir melalui dioda dan menyebabkan tegangan pada pin protec menjadi sebesar nol volt, pada kondisi ini maka sistem proteksi menjadi aktif.

Namun jika beban tidak mengalami abnormal, maka arus IR pun dalam kondisi normal, katakanlah sebesar 1 ampere sehingga beda potensial antara kaki basis - emitor TR1 hanya sebesar 0.47 volt (didapat dari IR x R = 0.47 x 1 = 0.47), karena masih dibawah tegangan aktif transistor PNP yang besarnya 0.6 volt, sehingga TR1 dalam kondisi tidak aktif (off), karena TR1 off, maka pada basis TR2 tidak terdapat tegangan sehingga TR2 pun dalam keadaan off, pada kondisi ini sama saja membiarkan katoda D mengambang sehingga sistem proteksi dalam kondisi tidak aktif, karena pin protec di supply oleh resistor pull-up R3 ke tegangan Vcc, sehingga tegangan pada pin protec kurang-lebih sebesar tegangan Vcc.

Tetapi jika sistem proteksi dalam kondisi aktif meskipun tidak terjadi beban yang abnormal patut di curigai nilai resistansi R1 atau R3 yang meningkat (molor), resistansi R2 yang menurun, TR1 atau TR2 bocor atau short, atau dioda D nya bocor.

Sistem proteksi ini biasanya diterapkan untuk proteksi supply tegangan B+ menuju ke Travo Flyback dan supply tegangan vertical driver .

4. Sistem Proteksi Suhu Lebih (Over Thermal Protection / OTP )

Sistem proteksi ini digunakan untuk memproteksi sistem dari suhu yang berlebihan, tetapi sistem proteksi ini biasanya hanya terdapat pada power supply yang rangkaiannya sudah terintegrasi dalam IC power supply tersebut yang kebanyakan berjenis SMPS (switching mode power supply), berbeda dengan sistem proteksi lainya yang hanya menyebabkan pesawat menuju pada mode standby jika sistem proteksi sedang aktif, pada sistem proteksi OTP ini akan langsung menyebabkan pesawat mati total karena power supply yang akan berhenti bekerja jika sistem proteksi mendeteksi suhu yang melebihi batas.

5. Sistem Proteksi Keseimbangan Putih (White Balance Protection / WBP)

Sistem proteksi ini hanya terdapat pada pesawat televisi merek SONY, dan efek yang ditimbulkan jika sistem proteksi ini sedang aktif berbeda dengan sistem proteksi lainya, dimana jika sistem proteksi ini mendeteksi kesalahan maka tidak akan menyebabkan pesawat menuju mode standby apalagi sampai off, tetapi hanya akan menyebabkan gambar menjadi gelap. Sistem proteksi ini secara bekerjanya mendeteksi arus katoda (IK) pada ketiga katoda RGB pada tabung CRT, yang kemudian diumpankan pada pin masukan IK yang memang tersedia pada IC jungle nya.

Menon-Aktifkan Sistem Proteksi

Sebelum dapat melakukan pelacakan bagian mana yang mengalami kerusakan pada pesawat televisi yang berada dalam kondisi terproteksi tentunya kita harus menon-aktifkan dahulu sistem proteksinya, karena jika sistem proteksi masih dalam keadaan aktif, kita tidak mungkin dapat melakukan pelacakan terhadap bagian yang rusak karena pesawat televisi akan langsung menuju kedalam mode standby sesaat setelah dinyalakan.

Pada contoh pembahasan digunakan pesawat televisi merek SHARP model 51U200, dimana pada model ini terdapat 8 titik proteksi, untuk menon-aktifkan seluruh proteksi dapat dilakukan dengan cara melepas jumper J718, J421 dan J906, dimana J718 terhubung dengan proteksi terhadap tegangan 180 volt, heater, 8 volt, dan ABL.

Sedangkan J421 terhubung dengan proteksi untuk tegangan 26 volt yang merupakan supply power amplifier, dan J906 terhubung dengan proteksi vertical output (vertical guard), tegangan 5 volt dan X-Ray protector (proteksi sinar -x) yang sebenarnya juga terhubung dengan heater tetapi disini digunakan untuk memproteksi terhadap kelebihan tegangan pada heater, karena sinar-x juga bisa timbul akibat naiknya tegangan pada heater.

Setelah sistem proteksi di non-aktifkan, maka akan dapat diketahui bagian mana yang mengalami kerusakan berdasarkan gejala yang ada, tetapi cara ini berbahaya jika sistem proteksi aktif karena adanya konsleting, karena hal tersebut dapat menyebabkan salah satu komponen akan terbakar akibat adanya konsleting, tetapi cara ini adalah cara yang tercepat untuk dapat menemukan kerusakan berdasarkan gejala yang timbul, tabel dibawah ini menunjukkan gejala yang mungkin timbul saat pesawat televisi berhasil di hidupkan setelah sistem proteksi di non-aktifkan, bagian manakah yang mungkin mengalami kerusakan dan komponen manakah yang berperan sebagai detektor proteksi :

Gejala Bagian yang mungkin rusak Detektor Proteksi

Gambar blanking RGB Amplifier hehilangan tegangan 180 volt D613
Gambar gelap, heater tidak menyala CRT kehilangan tegangan heater D614
Gambar gelap, OSD ada Tegangan ABL tidak normal D606
Gambar normal, suara tidak ada Pow Ampli kehilangan supply tegangan 26 volt D309
Gambar bergaris horizontal defleksi vertical tidak normal D504
Gambar terlalu terang ABL tidak normal D606, D607, Q603
Gambar polos / hor mati total Sistem kehilangan tegangan Vcc 8 volt D608, D609
Standby / tidak dapat menerima siaran Sistem kehilangan tegangan 5 volt D572



Cara lain untuk mengetahui bagian yang rusak adalah dengan cara melepas solderan salah satu kaki dari seluruh detektor proteksi, misalnya dengan melepas solderan kaki katoda dari dioda-dioda detektor proteksi yaitu D613, D614, D606, D309, D504, D607, D608, D609 dan D572. Setelah semua kaki katoda dioda-dioda detektor proteksi terlepas kemudian nyalakan pesawat televisi, saat pesawat televisi dalam kondisi menyala, kemudian hubungkan satu-persatu kaki tersebut dengan menggunakan ujung colokan AVO meter atau ujung obeng trim ke jalur PCB nya, jika saat salah satu kaki katoda dioda detektor tersebut di hubungkan dengan jalur PCB nya dan mendapati pesawat televisi menuju ke mode protect (standby), maka bagian tersebut lah yang mengalami kerusakan, dari sini dapat dilakukan pelacakan lebih lanjut untuk menemukan komponen yang rusak dan selanjutnya dapat dilakukan perbaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar